Puisi dari Widji Thukul kali ini masih tidak jauh-jauh dari perlawanan terhadap pemerintah. Bahkan, dalam puisi Nyanyian akar rumput ini, Thukul tidak segan-segan menyebutkan kata PRESIDEN di dalamnya. Sebuah keberanian yang harus dibayar mahal kemudian hari. Namun, kita semua yakin, dia tidak menyesali hal itu bukan? Karena sampai sekarang, darah perjuangannya terus mengalir, membasahi semangat kita yang mulai mengering.
Widji Thukul, adalah simbol perlawanan sastra Indonesia terhadap rejim pemerintah yang lalim. Nikmatilah puisi dari Widji Thukul ini, Nyanyian Akar Rumput.
Nyanyian Akar Rumput
jalan raya dilebarkan
kami terusir
mendirikan kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang
kami rumput
butuh tanah
dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!
juli 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar